Brigade al-Qassam sangat ditakuti israel. Tak
mudah memang menjadi anggota brigade ini,
benar-benar mujahid pilihan. Tangguh, skill
tempur yang tinggi, mental membaja, tekad yang
kuat, dan semangat jihad yang senantiasa
menggelora, bergemuruh di jiwa mereka, tak
pernah padam, dilandasi keimanan yang kokoh
dan keikhlasan dalam berjuang. Jika belum hafizh
al-Qur ’an (30 juz), tak bisa masuk dalam pasukan
elit ini. Wajar jika israel gentar nyalinya, meski
dipersenjatai dengan tank baja, senjata mutakhir
dan pesawat tempur canggih pasokan Amerika
Serikat. Tentara langit tentu berbeda dengan tentara
bumi. Lelaki akhirat pasti berbeda dengan lelaki
bumi. Prajurit fikroh dan aqidah pasti berbeda
dengan prajurit dengan ambisi duniawi dan
polutannya.
Suatu ketika seorang ikhwah diizinkan masuk ke
terowongan bawah tanah milik Hamas. Disitu ia
bertemu dengan satu katibah al-Qassam. Semua
memakai penutup wajah, sehingga ikhwah ini tak
bisa melihat wajah dan tak kenal siapa lelaki-lelaki
akhirat ini. Berkali-kali ia membujuk agar diizinkan
melihat wajah pasukan khusus ini, tak seorangpun
yang membukanya. Melihat keinginan kuatnya,
akhirnya satu persatu mujahid membuka penutup
wajahnya, semuanya, kecuali satu orang. Ikhwah
ini kembali membujuk, hingga menyebut nama
Allah, barulah ia mau menampakkan wajahnya.
Betapa terkejutnya ikhwah ini, termasuk sebagian
mujahidin al-Qassam, karena lelaki terakhir yang
membuka penutup wajah itu, yang tak ingin
orang-orang mengenalnya, yang sering terjun
langsung berjihad melalui terowongan bawah
tanah itu, yang menggentarkan tentara israel
la’natullah, ternyata adalah orang nomor satu di
Pemerintahan Palestina, pejabat tertinggi negara,
perdana menteri, Ustadz Ismail Hanniyah. Allaahu
Akbar …Allaahu Akbar.
Ikhwah fillah,
Sesungguhnya banyak kisah menakjubkan dari
mujahid-mujahid Palestina yang patut menjadi
contoh dan penumbuh semangat kita untuk
bergerak di jalan dakwah ini. Beliau yang di satu
sisi berpenampilan rapi, berjas berdasi, memimpin
rapat-rapat kenegaraan bersama menteri-menteri,
menerima tamu-tamu negara, tapi di saat lain ia al-
hafizh berada di dalam terowongan bersama lelaki-
lelaki akhirat, ia adalah anggota brigade super
khusus yang siap menggempur israel la ’natullah.
Begitu sulit merangkai kata menjelaskannya.
Ikhwah fillah,
Sementara kita disini, di negeri ini merangkai amal
demi amal, berharap dengan amal yang sedikit ini
mampu membuat kita dipilih oleh Allah menjadi
lelaki dan wanita akhirat, lelaki dan wanita surga.
Maka kita malu jika lalai dalam ibadah, malu jika lalai
menghadiri liqo-liqo pembinaan, apapun termasuk
atas keterlambatan hadir, malu jika amanah
dakwah tidak sempurna kita tunaikan, malu jika
tidak memiliki semangat dalam harokah ini, malu
untuk menyusun kata atas seringnya udzur, malu
jika masih memiliki prasangka negatif kepada
ikhwah, qiyadah dan jamaah ini, malu jika kita
masih memiliki lintasan harapan keduniaaan dalam
dakwah ini, berupa ambisi jabatan, popularitas,
maupun kepentingan-kepentingan pribadi.
Lindungi kami ya Allah.
Ikhwah fillah, yakinilah bahwa setiap apapun yang
kita lakukan untuk dakwah ini, perjalanan kita
menghadiri liqo di siang dan malam hari, ataupun
rapat, aksi, silaturahim, maupun program dakwah
lainnya, pasti dicatat oleh Allah SWT. Bahkan atsar
atau bekas-bekas amal yang kita tinggalkan pun
akan dikumpulkan Allah dalam Kitab-Nya. Ilmu dan
nasihat yang kita sampaikan dalam halaqoh, ide-ide
hasanah yang kita sampaikan dalam rapat-rapat …
semua amal dan bekas-bekasnya itu, akan
dikumpulkan lagi oleh Allah SWT. Allaahu Akbar.
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang
yang telah mati dan Kami mencatat apa-apa yang
telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang
mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami
kumpulkan dalam Kitab yang nyata (QS Yasin:12)
Oleh karena itu ikhwah fillah, berikan yang terbaik
dalam setiap amal kita, berikan yang terbaik dalam
setiap liqo ’ kita, landasi setiap amal dan
pembicaraan dengan keikhlashan, pasti Allah
mencatat itu semua.
Seri Taujih-05
Bid.Kaderisasi DPW Partai Keadilan Sejahtera Jawa
Barat
Dzulqarnaen
kapan kita bisa seperti mereka?
BalasHapus