Selasa, 27 Januari 2015

Apa adanya saya

Saya baru sadar. Sifat saya KOLERIS-nya sangaaat dominan. Sisi baiknya, sifat koleris itu berkontribusi pada kemandirian, jiwa pemimpin, dan kemampuan seseorang dalam menyusun visi (visioner, walau kata psikolog dalam assestment kemarin belum muncul). Tapi sisi buruknya, sifat koleris juga dicerminkan dalam karakter keras kepala, bossy, dan 'keukeuh'. Walah.. Belum lagi, sifat koleris di dalam diri saya ini tidak sendirian. Ia ditemani oleh si SANGUINIS yang tergambar dalam karakter senang tampil, suka bicara, nggak mau diem, heboh pokoknya. Hehehe, komplit deh saya.
Dan semuanya itu sangat terlihat di lapangan.
Pernah saya berniat mengubah semua sifat tersebut karena merasa seorang muslim tak semestinya demikian. Saya sekejap beubah menjadi kalem. Mungkin itu baik, tapi jujur.. itu nggak saya banget.
Karakter tegas dan ceria saya tersekap dalam balutan penilaian orang lain yang berkata seharusnya begini, begini, dan begini.
Sampai suatu ketika, saya mendengarkan kisah tentang sahabat Rasulullah bernama Umar bin Khattab. Mata saya terbuka. Sosok dengan karakter keras yang kemudian luluh karena Allah menggetarkan hatinya melalui Al Qur'an dan Islam yang dibawa Rasulullah itu.. ketika ia berhijrah, karakternya tak berubah. Umar tetap keras, namun kerasnya kali itu berubah fungsi menjadi pembela Islam.
Disitulah saya belajar.. bahwa Islam tidak mengubah karakter. Islam mengubah pola pikir. Tidak berfokus pada buah, melainkan pada akar. Sebab bila akar sudah kokoh, buahnya pasti mengikuti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar