Senin, 01 Desember 2014

janji hati

3 hari 2 malam,mengikuti pelantikan diklatsar STF,pendidikan dan pelatihan dasar STF, yang kali ini-27 nov 2014 disiapkan untuk angkatan ke-13. Saya yang dulu berhalangan hadir ketika angkatan ke-12, saat ini saya membersamai di angkt ke-13. Sudah disiapkan perlengkapan dari 7 hari sebelumnya, list-list kebutuhan peralatan (banyak) bocoran dari rekan stf 12- jadi semakin pede- untuk ikut, dan tentunya banyak barang pinjam sana-sini :)

Melawan arus kehidupan

Simulasi pagi melawan aliran sungai sampai curug7 secara bersama-sama. Saya lebih merefleksikan bahwa kita saat ini hidup dimasa akhir zaman(arus yang kuat). Tidak bisa kita tolak, mungkin Allah ciptakan diri-diri ini di akhir zaman sebagai jundi yang sedang diuji, untuk tegakan kalimat tauhiid dibumi Allah. Yusuf Al-qardhawi sampaikan dibukunya fiqh prioritas;prioritas beramal pada zaman akhir. Dengan aliran sungai yang dibeberapa spot deras dan terjal,kita tidak bisa hanya diam- karena dengan diam akan terbawa arus. Sehingga perlunya bergerak, dengan strategi, ilmu dan tentunya saling bantu sesama. Dikehidupan ini pun kita perlu adanya ikatan ukhuwah untuk senantiasa bergerak bersama dalam satu kesatuan amal. Pernah terlintas sebelumnya, Nabi Muhammad, Rasul kita- sholawat serta salam- dengan segala keutamaan beliau, beliau tetap “membuat tim” untuk berdakwah, menyebarkan kebaikan Islam ke seluruh penjuru bumi Allah. Apalagi kita? Yang dengan segala kekuranganya, kita sangat perlu untuk berjuang bersama berjamaah saling ingatkan, saling belajar, saling menasehati. Tidak ada pilihan untuk bergerak sendiri!


“Dunia makin rumit, mari sederhanakan dengan kejernihan pikir, diiringi kebeningan hati bersama tegakan kalimat tauhiid di bumi Allah”


Renungan malam

Saya baru sadar, kenapa para senior-yang sudah dilantik. Selalu bincang seru jika bahas cilember, waktu senior-senior itu bicara saya hanya bisa bilang “ohh..” “ko bisa?” “segitunya ya?..belum bisa ngerasain kondisinya. Dan NAH!. karaos pisan, pas naik dari base camp ke curug 5 dan dilanjutkan perjalanan menuju curug 2. Allahu Akbar. Teringat kata nabi, “Allah lebih mencintai muslim yang kuat daripada muslim yang lemah, qowwiyul Jism”. Jadi, salah satu tekad bakda cilember, harus dirutinkan lagi penguatan jasmaniah.
*elus-elus perut yang semakin maksimal*



Sampai lahan yang disediakan untuk saya solo bivouac, dan ditinggal sendirian. Terasa juga, nasihat Hasan Al basri:

“Yang aku tau bahwa amalku tidak akan dikerjakan orang lain,maka aku bersungguh2 dalam mengerjakanya.
Yang aku tau bahwa rezekiku sudah disiapkan,maka aku tenang dalam menjemputnya
Yang aku tau bahwa kematian telah menunggu, maka aku sungguh2 dalam persiapan mendatanginya.”


Selama proses dari pembuatan tenda, hingga selesai di dekat waktu subuh saya coba korelasikan dengan masa akhir kehidupan,
-diwaktu sore dekat ke maghrib
membangun tenda sederhana di waktu sore, beramal diakhir waktu kehidupan hingga jelang kematian, yang memiliki arti lain, waktu kita hidup tak lama lagi, bersegeralah!.
-menunggu datangnya subuh, seperti layaknya sedang di alam kubur yang menunggu hari akhir, dipanggil dibangunkan.
-saat diberi rezeki(makan malam) diwaktu bakda isya, seperti layaknya mendapat rezeki doa dari orang-orang shalih yang mendoakan kita saat wafat.

Bahwa proses pembuatan tenda sederhana dengan ponco,saya bersegera-segera sebelum waktu malam agar tidak begitu kesulitan dalam membuat ikatan dan buat pasak, Alhamdulillah Allah hadirkan pacet juga lebih cepat :), diluar dugaan pacet datang menyerang sebelum magrib, di sela kaki dan sudah sampai punggung, jadi setelah buat tenda langsung pakai senjata,tools yang sudah disarankan dari para senior, minyak tawon olesi keseluruh tubuh, dengan sigap gunakan “sarung bag” untuk bersih-bersih badan. Masuk ke waktu maghrib mulai terasa, kesendirian ini, tidak ada perangkat dunia yang menyertai, (maaf) semua pencapaian di dunia, gelar, harta ga banyak berguna. Percis dengan ilustrasi yang saya sampaikan sebelumnya. Untungnya serka Kurniawan, ingatkan saya,Naik ke atas hanya bawa barang yang penting-penting saja, jadi rugi juga klo ke atas bawa barang-barang tidak penting, selain memberatkan sudah pasti merepotkan. Di kehidupan pun sama, kita baiknya fokus persiapkan dan kerjakan yang penting-penting, yang pasti manfaat untuk kehidupan kelak.

Sepanjang malam gelisah, bagaimana nanti di kehidupan kubur, pastinya lebih mencekam daripada ini, terlebih amal perbuatan saya buruk, ditemani si buruk rupa hingga sangkakala dibunyikan, naudzubillah. Namun betapa bahagianya dia yang beramal shalih, sepanjang waktu tunggu ditemani si jelita rupa, hingga Allah berjanji dan beri wangi dan aroma syurga seperti berada di taman-taman syurga. Namun saat-saat menunggu itu ada rezeki yang datang(yang disini datangnya makan malam) saat di alam kubur pun, kita berpeluang mendapat rezeki atas amal-amal yang Allah ridhoi;1. Amal jariyah, 2. Ilmu yang bermanfaat, 3.Anak shalih yang senantiasa mendoakan(doakan saya ya yg ketiga ini dipastikan belum ada, jadi kesempatan baru sampai no2). Yang Nabi ilustrasikan, ketika datangnya rezeki saat di alam kubur adalah, terangnya kubur, lapangnya kubur hingga terasa seperti taman-taman syurga. Sampai terbit waktu fajar, istighfar semoga Allah berikan ampunan, dan beri kekutan untuk senantiasa diberi kesempatan ibadah dengan baik, beramal dengan sungguh-sungguh, dan kesempatan untuk berdoa maksimal. Hingga tersadar selesai subuh, nasihat dari hasan al banna:

“sesungguhnya amanah kita banyak, dan waktu yang disediakan begitu sempit. Sehingga bersegeralah berbuat kebaikan, karena diam adalah kematian”


Pendidikan ini selama 2 bulan, jika kita sesakmai proses tarbiyah dzatiyah, kata KAng Dadang; proses pendidikan perbaikan diri terus berlangsung, mengajarkan kita untuk senantiasa belajar, 7B, bahwa hidup ini peralihan dari masalah ke masalah. Bersiap untuk selesaikan satu per satu, bukankah kita dilahirkan ke dunia ini sebagai khalifah untuk selesaikan masalah? :D

Semoga tulisan ini ada hal yang bisa diambil manfaat atas refleksi puncak dari diklatsar STF.

Salam penuh cinta
@andryanuar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar